- Prabowo Subianto Rencanakan Program Kesehatan Gratis, Berikut Penjelasannya
- Berikut Kriteria Menteri Kabinet Yang Akan Dipilih Oleh Prabowo Subianto
- Negara Indonesia Daftar Jadi Anggota CPTPP, Berikut Penjelasannya
- Salesforce Akui AI Bukan Jadi Penghalang Bagi Manusia, Tetapi Manjadi Partner Kerja
- Ketua DPP PDIP Berikan Jawaban Tentang PDIP Gabung Dengan KIM Atau Tidak
Warga Harus Menjaga Kebersihan Lingkungan Supaya tidak Diteror oleh Ular lagi
Beritaterkini.biz – Semarang, Penduduk Jalan Anggrek Semarang yang diteror oleh kedatangan ular piton dalam waktu sebulan ini telah mampu bernafas lega kembali karena cuma satu ular yang didapatkan di area yang diduga menjadi sarang. Bagian kelurahan juga akan memanggil pemilik lahan dan rumah kosong agar merawat asetnya.
Tanah kosong yang diduga menjadi “kerajaan’ ular di tengah Kota Semarang itu berada di Jalan Anggrek Raya no. 20. Keadaannya memang banyak kumpulan reruntuhan tembok dan ditumbuhi semak belukar serta ranting-ranting. Daerah yang lembab seperti itu sangat digemari sebagai lingkungan ular.
Pagi sampai siang tadi penduduk dan perangkat kelurahan serta ditolong oleh TNI Polri telah melaksanakan kerja bakti melakukan pembersihan dan membakar ranting kering untuk memancing ular keluar. Setelah beberapa jam, ditangkalah seorang ular Piton berjenis Reticulatus sepanjang 1,5 meter oleh warga bernama Totok Bayu Wibowo (44 tahun).
“Saya masuk, naik (ke tumpukan runtuhan tembok), tahu-tahu ada seekor ular. Saya diamin dahulu memastikan betul ular atau tidak. Tepatnya ular itu mencoba lari langsung saya tubruk.” ungkap Totok.
Sesudah itu tidak ada lagi ular yang didapatkan di kawasan tersebut. Camat Semarang Tengah, Bambang Suranggono menyatakan diharapkan dengan cuma didapati 1 ekor ular tersebut, sudah tidak ada lagi ular yang berkeliaran ke rumah penduduk sehingga tidak perlu lagi cemas.
“Kami memohon tidak didapatkannya lagi sehingga penduduk dapat tenang. Stake holder yang berkaitan juga telah turun tangan.” ucap Bambang
Lurah Pekunden, Ali Sofyan menjelaskan, meski telah tidak lagi didapatkan ular, warga juga tetap diminta melaksanakan antisipasi dengan menjaga kebersihan lingkungan masing-masing. Pihaknya juga akan memanggil pemilik lahan dan rumah kosong agar merawat asetnya sehingga tidak menjadi lingkungan ular.
“Senin pemilik rumah dan lahan kosong akan di panggil untuk memberikan pertanggungjawaban terhubung dengan kebersihannya.” ucap Ali.
Diketahui area hadirnya ular di Anggrek memang tidak cuma daerah kosong yang lama mangkrak, namun juga rumah yang lama tidak dihuni sehingga ditumbuhi tanaman rimbun serta kotor.
Selama sebulan terakhir, lebih dari 20 ekor ular piton beragam dimensi ditangkap warga atau muncul di rumah warga. Oleh karena itu kerja bakti hari ini cuma sukses menangkap 1 ekor karena totalnya yang berkurang karena telah ditangkap oleh warga.
“Bisa saja memang telah tidak ada karena kan sebelumnya sudah banyak yang di tangkap.” ujar Ketua Reptil Club Semarang, Azmi.