- Presiden Joko Widodo Resmikan Kereta Cepat Pertama di Indonesia dan Asean
- Mendag Siap Blokir TikTok Pekan Depan Jika Nekat Berjualan di Indonesia
- Wamendag Sebut TikTok Tidak Punya Izin Jualan di Indonesia
- Heboh Zulkifli Hasan Bagikan 4 Ton Beras ke Masyarakat Pulau Sumba NTT
- Apakah Benar Sule Dipanggil Polisi Terkait Dugaan Promosi Judi Online?
Meteor yang Meledak di Atas Atlantik Bertenaga Bom Hiroshima

Beritaterkini.biz – Samudra Atlantik, Pada 06 Februari 2016 lalu pukul 14.00, sebuah meteor jatuh di samudra Atlantik, 1.000 km dari pantai Brazil.
Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) memberitakan meteor dengan dimensi 7 meter tersebut memicu sebuah ledakan yang cukup besar.
Walaupun demikian, jatuhnya ‘batu berapi’ itu nyaris tidak terdengar. Tetapi bukan berarti itu tidak berbahaya.
Meteror tersebut mengeluarkan eneergi yang setara dengan 13.000 ton bom TNT. Peristiwa tersebut sama persis dengan tenaga bom atom yang meledak di Hiroshima pada tahun 1945.
“Efek dari jatuhnya meteor di Samudra Atlantik ini sangat kecil”. catat Plait dalam blognya.
“Apabila meteor tersebut jatuh di kawasan pemukiman padat warga, peristiwa tersebut bisa menggetarkan sejumlah jendela dan mungkin banyak orang yang akan cemas. Tetapi saya merasa peristiwa tersebut tidak akan memicu efek yang cukup parah.
Sebelumnya, pada Bulan Februari 2013, meteor bertenaga besar juga meledak di Chelyabinsk, Rusia, menyebabkan lebih dari 1.600 orang terluka. Meteor tersebut berdimensi 18 meter dan menerjang bumi dengan kecepatan sekitar 66.948 km/jam.
Meteor yang menerjang Chelyabinsk mengeluarkan energi yang sama persis dengan 500.000 bom TNT, 40 kali lebih besar dari meteor yang jatuh di Samudra Atlantik.
Menafsir kejadian jatuhnya meteor di Samudra Atlantik, salah satu pekerja NASA, Ron Baaike, memprediksi bahwa meteor tersebut berdimensi 5 sampai 7 meter. Akan tetapi berdasarkannya tidak semua individu dapat menampaknya. Tampaknya kelompok militer yang telah mengabadikan kejadian ledakan itu.
“Jatuhnya meteor seperti itu terjadi beberapa kali dalam setahun, dan sebagian besar tidak tertampak.” ucap Plait
Nasa mempelajari ada sekitar 12.992 Near Earth Object, benda-benda luar angkasa yang terdorong oleh gravitasi bumi dan umumnya terdiri dari asteroid, meteroid, dan komet, telah didapati mengorbit dalam sistem tata surya kita dan dekat dengan orbit bumi. Di antara 1.607 masalah dikategorikan sebagai asteroid yang berpeluang membahayakan.
Bulan September lalu Manajer Near Earth Object NASA di Jet Propulsion Laboratory Pasadena, Paul Chodas, menyatakan. “Tidak ada kebenaran bahwa asteroid atau benda langit lainnya terdapat pada jalur dan akan berefek ke Bumi.”
“Bahkan tidak ada satu pun benda-benda yang terdeteksi mempunyai potensi untuk menerjang Bumi pada satu abad ke depannya.” ungkap Paul.
Berdasarkan badan antariksa, salah satu asteroid yang diberi nama 2013 TX68, tidak memunculkan bahaya bagi Bumi, Akan tetapi tampaknya dapat sangat dekat dengan permukaan Bumi. Tetapi potensi itu sangat rendah.
Asteroid 2013 TX68 diprediksi mempunyai dimensi 30 meter. Jika menerjang bumi, asteroid itu akan mengeluarkan energi dua kali lebih besar dari meteor yang jatuh di Chelyabinsk.