- Prabowo Subianto Rencanakan Program Kesehatan Gratis, Berikut Penjelasannya
- Berikut Kriteria Menteri Kabinet Yang Akan Dipilih Oleh Prabowo Subianto
- Negara Indonesia Daftar Jadi Anggota CPTPP, Berikut Penjelasannya
- Salesforce Akui AI Bukan Jadi Penghalang Bagi Manusia, Tetapi Manjadi Partner Kerja
- Ketua DPP PDIP Berikan Jawaban Tentang PDIP Gabung Dengan KIM Atau Tidak
Duterte Akan Membiarkan Anaknya Mati Jika Memang Terlibat Narkoba
Beritaterkini.biz – Beritaterkini, Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengungkapkan, dirinya akan menjatuhkan hukuman mati atau membiarkan polisi menembak mati anaknya, Paolo Duterte, apabila memang terbukti terlibat dalam jaringan peredaran narkotika dan obat-obatan.
Paolo Duterte sebelumnya sudah memberikan keterangan di hadapan Senat Filipina, dan keterangan tersebut membantah tuduhan yang mangatakan dirinya sebagai anggota Triad dari China yang membantu penyelundupan crystal methamphetamine masuk ke Filipina.
Presiden Duterte sendiri tidak secara khusus mengatakan mengenai tuduhan terhadap putranya yang sekarang ini menjabat wakil wali kota Davao itu. Dia hanya mengulang pernyataannya saat kampanye pemilihan presiden lalu.
“Saya sudah mengungkapkan, ‘Kalau ada anak saya terlibat narkoba, bunuh saja agar rakyat tidak lagi membicarakannya’,” ungkap Duterte, di Istana Kepresidenan Filipina, Kamis (21/9/2017).
“Jadi saya sudah katakan ke Pulong (panggilan Paolo), ‘Perintah saya adalah membunuh kamu kalau tertangkap. Saya akan melindungi polisi yang membunuhmu kalau itu terbukti’,” ungkap mantan Wali Kota Davao itu.
Kemudian setelah Rodrigo Duterte terpilih sebagai presiden pada pertengahan tahun lalu, aparat hukum Filipina memang menjadi sorotan pegiat hak asasi manusia dikarenakan banyaknya kejadian tembak mati terhadap bandar narkoba.
Polisi telah memberitahukan setidaknya telah membunuh 3.800 orang dalam operasi anti-narkoba. Sementara itu, Presiden Duterte mengatakan telah menginstruksikan polisi agar tidak menembak mati bandar narkoba kecuali dalam keadaan mendesak dan membela diri.
Tuduhan terhadap Paolo sendiri muncul pertama kali setelah bicarakan oleh seorang staf di kantor bea cukai yang mendengar keterlibatan antara Paolo dan adik iparnya, Manases Carpio.
Keduanya dituding menjadi aktor intelektual yang membantu menyeludupkan narkoba jenis metamfetamin yang memiliki nilai sebesar 125 juta dollar AS.
Akan tetapi, sekarang ini staf yang bersangkutan telah menarik ucapannya.
( Berita Terkini )