Wamen ESDM Akui Indonesia Masih Sangat Bergantung Terhadap Batu Bara

Berita Terkini – Seperti yang kita tahu, negara Indonesia dikenal sebagai negara yang mempunyai sumber daya alam (SDA) yang melimpah.

Sebagai informasi bahwa sumber daya alam yang dimiliki oleh Indonesia terbagi menjadi beberapa sektor, mulai dari sektor laut, sektor tanah, emas, batu bara, tembaga, timah, nikel, rempah, besi, dan lainnya.

Bahkan sejak beberapa puluh tahun yang lalu, negara Indonesia sudah dinobatkan sebagai negara yang mempunyai minyak kelapa sawit, tambang emas, dan batu bara terbesar di dunia.

Meskipun telah mempunyai sumber daya alam yang melimpah, tetapi negara Indonesia tidak boleh secara terus-menerus mengambil kekayaan alam sebagai sumber daya energi dan sebagainya.

Pasalnya, jika Indonesia sudah ketergantungan dan mengambil kekayaan alam secara terus-menerus, maka lambat laun kekayaan alam tersebut akan musnah atau habis akibat keserakahan manusia di dunia.

Baru-baru ini, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengatakan, saat ini negara Indonesia masih sangat bergantung terhadap pembangkit listrik tenaga batu bara.

Yuliot Tanjung menjelaskan, saat ini penggunaan batu bara di Indonesia sudah melebihi target yang telah ditentukan, yakni melebihi 67 persen dari target 65 persen.

Yuliot Tanjung juga menjelaskan bahwa seharusnya penggunaan pembangkit listrik tenaga batu bara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah sebesar 65 persen.

Selanjutnya, target penggunaan pembangkit listrik dari gas bumi adalah sebesar 17,72 persen, dan energi baru terbarukan (EBT) lainnya diperkirakan mencapai 25 persen.

Sumber dari energi baru terbarukan yang dimaksud ialah meliputi biomassa 1,02 persen, BBM + BBN 3,06 persen, air 6,88 persen, dan panas bumi 5,33 persen.

Meskipun telah diberikan target, tetapi pada realitanya, sampai saat ini penggunaan energi batu bara masih sangat relatif tinggi dibandingkan dengan energi lainnya.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung pada acara Electricity Connect 2024 di JCC, Jakarta, pada Rabu, 20 November 2024.

Menurut Yuliot Tanjung, saat ini tantangan terberat pemerintah Indonesia adalah bagaimana kita dapat melakukan transisi energi ke ramah lingkungan, dan tidak melakukan eksploitasi alam secara terus-menerus serta tidak ketergantungan terhadap sumber daya alam.

 

Berani Melangkah

Menteri ESDM Tinjau Pembangunan Smelter Freeport di Gresik

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengatakan, tujuan utama dari melakukan transisi energi adalah agar mengurangi emisi dan polusi udara yang buruk di Indonesia.

Mengingat lagi bahwa beberapa pekan yang lalu, Kota DKI Jakarta sempat dinobatkan menjadi kota yang mempunyai kualitas udara terburuk di dunia.

Yuliot Tanjung menjelaskan, kita harus mulai memberanikan diri untuk melangkah kedepan dan tidak bergantung terhadap sumber daya alam.

Menurut Yuliot Tanjung, melakukan transisi energi bukanlah hal yang mudah seperti membalikan telapak tangan, tetapi dengan kerjasama yang kuat dengan beberapa pihak, maka semua dapat berjalan dengan lancar dan Indonesia mampu mencapai cita-citanya menjadi Indonesia Emas 2045.

Yuliot Tanjung mengaku bahwa saat ini negara Indonesia telah mempunyai potensi sumber daya terbarukan yang sangat besar tetapi belum dimanfaatkan secara optimal.

Berdasarkan penelitian, maka saat ini negara Indonesia telah mempunyai potensi tenaga surya sebesar 3.294 gigawatt, tetapi hingga kini yang dimanfaatkan masih diangka 675 megawatt.

Selanjutnya energi hidro, negara Indonesia mempunyai potensi sebesar 95 gigawatt, tetapi hingga kini yang dimanfaatkan masih sebesar 6,6 gigawatt.

Potensi bionergi yang dimiliki Indonesia adalah sebesar 57 gigawatt, tetapi hingga kini yang dimanfaatkan masih sebesar 3,4 gigawatt.

 

Realisasikan Perpindahan Ibu Kota Indonesia

Presiden RI, Prabowo Subianto saat menghadiri forum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Rio de Janeiro, Brasil, Senin, 18 November 2024.

Sebagai informasi bahwa saat ini negara Indonesia adalah salah satu negara yang telah berhasil berjuang dalam merealisasikan perpindahan Ibu Kota Negara.

Diketahui, beberapa periode kedepan, Ibu Kota Negara Indonesia akan segera berpindah di Ibu Kota Nusantara (IKN) yang berada di Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur.

Terdapat beberapa alasan mengapa Ibu Kota Negara Indonesia harus segera dipindahkan, beberapa alasan tersebut meliputi, kepadatan penduduk di Ibu Kota Jakarta, kualitas udara yang memburuk, kenaikan permukaan laut, dan lainnya.

Presiden Prabowo Subianto mengatakan, perpindahan Ibu Kota Negara Indonesia adalah salah satu bukti bahwa Indonesia adalah negara yang hebat dan mampu merealisasikan hal yang besar.

Menurut Presiden Prabowo Subianto, tidak semua negara berani untuk memindahkan Ibu Kota Negaranya, pasalnya hal tersebut tidaklah mudah, dan perlu pertimbangan serta kerja yang ekstra untuk merealisasikannya.

Presiden Prabowo Subianto mengatakan, negara Indonesia akan menggunakan sumber daya terbarukan dan ramah lingkungan di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Ibu Kota Nusantara akan menjadi satu-satunya Ibu Kota yang menggunakan sumber daya ramah lingkungan dan energi hijau.

Bahkan, Presiden Prabowo Subianto juga mengaku bahwa saat ini Indonesia telah menyiapkan lebih dari 75 gigawatt energi terbarukan dalam 15 tahun kedepan.

COMMENTS

Leave a Comment