Wamen BUMN Akui Banyak Perusahaan BUMN Yang Bermasalah

Berita Terkini – Seperti yang kita tahu, BUMN merupakan singkatan dari Badan Usaha Milik Negara,  secara definisi BUMN merupakan sebuah badan usaha yang secara keseluruhan atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.

Sebagai informasi bahwa BUMN telah resmi didirikan pada tahun 16 Maret 1998 melalui dasar hukum pendirian Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2019.

Diketahui, tujuan utama dari didirikannya BUMN ialah untuk meningkatkan roda perekonomian di Indonesia, dan untuk menyejahterakan rakyat.

Saat ini banyak perusahaan besar yang dinaungi dan dikuasai oleh BUMN, perusahaan tersebut seperti PT Pertamina, PT Kimia Farma Tbk, PT Kereta Api Indonesia, PT Bank BNI Tbk, PT Jamsostek, PT Garuda Indonesia, PT Perubahan Pembangunan, PT Telekomunikasi Indonesia, PT Tambang Timah, dan masih banyak lagi.

Perusahaan BUMN diatas menunjukan bahwa negara Indonesia mempunyai banyak sekali perusahaan besar yang pendapatannya melimpah, namun, pada realitanya saat ini masih banyak oknum pejabat yang menyalahgunakan kekuasaan dan menyelewengkan keuangan yang ada di BUMN.

Bahkan, penyelewengan keuangan tersebut bukan terjadi satu atau dua kali, melainkan sudah terjadi berkali-kali.

Hal tersebut sangatlah merugikan negara dan masyarakat, pasalnya oknum yang curang tersebut mengambil dan mencuri hingga triliun-an rupiah.

Sebagai contohnya ialah beberapa pekan yang lalu terdapat kabar bahwa polisi telah menangkap pejabat timah dan pejabat tambang karena telah terbukti korupsi dan merugikan negara hingga ratusan triliun.

Karena banyaknya kasus penyalahgunaan kekuasaan dan penyelewengan keuangan, akhirnya baru-baru ini pejabat tinggi BUMN angkat bicara terkait fraud yang ada di lini BUMN.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, saat ini ada kasus fraud atau kecurangan terbaru yang ada di BUMN, kasus tersebut terjadi di PT Kimia Farma Tbk dan PT Indofarma Tbk.

Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan, fraud dapat terjadi karena adanya penerapan manajemen risiko yang buruk dan tata kelola yang kurang jelas dan ketat.

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Kartika Wirjoatmodjo dalam acara Mandiri Investasi Market Outlook 2024, Jakarta, 17 Juli 2024.

 

Sedang Membahas Manajemen Risiko

Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo – Kompaspedia

Sebagai informasi bahwa manajemen risiko merupakan upaya untuk menganalisis sumber risiko yang ada di perusahaan, dan tujuan utama dari manajemen risiko ialah untuk meminimalisir terjadinya risiko di perusahaan.

Manajemen risiko diterapkan dengan tujuan untuk meminimalisir risiko dan meningkatkan efektivitas serta efisiensi di perusahaan.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, dalam 2 tahun ini, manajemen risiko masih menjadi pusat perhatian di sektor internal BUMN, pasalnya semua kecurangan atau fraud yang ada di BUMN dapat terjadi karena adanya manajemen risiko yang lemah dan kurang terstruktur.

Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan, nantinya pihak BUMN akan menerapkan tata kelola yang sesuai dengan standar di sektor keuangan, termasuk pada induk usaha BUMN dan holding BUMN.

Kartika Wirjoatmodjo mengaku bahwa konsep penerapan tata kelola pada sektor keuangan BUMN tersebut diambil dan dicontoh dari konsep yang ada di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Disisi lain, Kartika Wirjoatmodjo juga berharap bahwa setelah diterapkannya tata kelola sektor keuangan, maka fraud yang ada di BUMN saat ini tidak akan terjadi lagi.

 

Meningkatkan Efisien dan Efektivitas BUMN

Kilang Pertamina Internasional Bukukan Kinerja di Tahun 2022, Tertinggi Sepanjang Sejarah Berdiri

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, saat ini pihaknya sudah melakukan perencanaan untuk mengembangkan perusahaan BUMN dalam 5 tahun kedepan.

Salah satu rencana tersebut ialah meningkatkan kemampuan BUMN menjadi jauh lebih besar lagi dan melakukan pergantian yang mempunyai kinerja buruk.

Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan, saat ini ada beberapa perusahaan besar BUMN yang akan dikembangkan lebih lagi, perusahaan tersebut meliputi PT Pertamina (Persero), PT BRI (Persero) Tbk, PT BNI (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dan PT Telkom Indonesia Tbk.

Kartika Wirjoatmodjo mengaku bahwa pihaknya telah memprediksi bahwa 5 tahun kedepan perusahaan BUMN diatas akan masuk dalam top company dunia.

COMMENTS

Leave a Comment