Menko Perekonomian Airlangga Hartarto Sebut Ekonomi Indonesia Lebih Baik Dibandingkan Sebelum Pandemi

Berita Terkini – Seperti yang kita tahu, pada tahun 2019 lalu dunia dihebohkan dengan adanya pandemi Covid-19.

Diketahui, adanya pandemi Covid-19 sangat berdampak negatif pada perekonomian di dunia.

Banyak pelaku ekonomi dan UMKM yang bangkrut atau gulung tikar karena adanya pandemi Covid-19.

Bahkan, adanya pandemi Covid-19 juga merubah semua aktivitas sosial masyarakat.

Semua pekerjaan dan aktivitas masyarakat berubah total menjadi daring atau apapun harus dilakukan secara online karena menghindari adanya kontak fisik secara langsung.

Setelah hampir 4 tahun melewati pandemi Covid-19, saat ini pakar dunia telah menyatakan bahwa kasus pandemi Covid-19 sudah menjadi endemi.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto atau Menko Airlangga mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada tahun 2022 sebesar 5,31 persen merupakan pertumbuhan ekonomi tertinggi sepanjang masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjabat.

“Secara kumulatif di Tahun 2022 ekonomi mampu tumbuh di angka 5,31 persen, pertumbuhan ini jauh lebih tinggi dari angka pre covid-19 yaitu yang rata-rata sebesar 5 persen sebelum pandemi dan ini merupakan angka yang tertinggi sejak masa pemerintahan bapak presiden Bapak Joko Widodo,” ujar Menko Airlangga Hartarto.

Menko Airlangga Hartarto juga menjelaskan bahwa berdasarkan penilaian dari data Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2022 tembus 5,01 persen secara tahunan (year on year/YoY). Pencapaian tersebut berasal dari penanganan covid-19 dan pemulihan ekonomi yang baik.

“Tentunya di Tahun 2022 ini penanganan covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional menjadi kunci keberhasilan tercermin dalam pertumbuhan ekonomi di triwulan ke-4 yang tumbuh sebesar 5,01 persen yoy artinya dibandingkan dengan Desember tahun lalu,” ujar Menko Airlangga Hartarto.

 

PDB Naik 5,64 Persen

Menko Airlangga Hartarto mengatakan, faktor yang sangat mempengaruhi meningkatnya PDB yaitu dari sektor konsumsi.

Diketahui, PDB merupakan salah satu metode untuk menghitung pendapatan nasional.

Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa sektor konsumsi mampu meningkat setiap tahunnya hingga 48 persen, dan jika dilihat dari sisi investasi maka dapat meningkat 3,3 persen.

Selanjutnya, jika dilihat dari sisi konsumsi rumah tangga dan masyarakat maka dapat meningkat 5,7 setiap tahunnya.

“Tentunya ini diakibatkan dari mobilitas masyarakat, peningkatan kunjungan baik wisatawan dalam negeri maupun mancanegara, yang paling menggembirakan adalah sektor industri pengolahan yang tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi nasional yaitu PDB sektor industri sebesar 5,64 persen yoy,” ujar Airlangga Hartarto.

 

Sektor Pangan dan Pariwisata

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono, mengatakan bahwa faktor utama yang paling mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia yaitu dari sektor pariwisata dan sektor pangan.

Margo Yuwono menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi dari sektor pangan atau konsumsi pada tahun 2022 meningkat sangat pesat dibandingkan dengan tahun 2021 lalu.

“Konsumsi rumah tangga tumbuh 4,93 persen kalau dibandingkan 2021 lebih tinggi atau melompat,” ujar Margo Yuwono.

Margo Yuwono mengaku bahwa pertumbuhan ekonomi dari sektor pangan atau konsumsi dapat meningkat karena banyaknya masyarakat yang berbelanja untuk kebutuhan keluarganya dan untuk aktivitas usaha.

“Berbagai hal tersebut juga ditunjukkan oleh kenaikan PPh 2021 sebesar 18,36 persen,” ujar Margo Yuwono.

“Membaiknya pendapatan masyarakat mendorong penguatan seluruh kelompok konsumsi, utamanya pada kelompok konsumsi transportasi dan komunikasi serta restoran dan hotel,” sambungnya.