- Heboh Menhub Siapkan Puluhan Ribu Tiket Mudik Gratis Menjelang Libur Nataru
- Presiden Prabowo Subianto Gelar Rapat Paripurna Hari Ini, Berikut Penjelasannya
- Heboh Harga Tiket Pesawat Turun 10% Saat Libur Nataru
- Presiden Prabowo Subianto Resmikan Pilkada Sebagai Hari Libur Nasional
- Wamen ESDM Akui Indonesia Masih Sangat Bergantung Terhadap Batu Bara
Lonceng Menara Big Ben Dikabarkan Akan Diam Sampai Dengan Tahun 2021, Mengapa?
Beritaterkini.biz – Beritaterkini, Lonceng yang terdapat pada jam raksasa di puncak menara ikonik Kota London, Big Ben, akan berhenti berdentang hingga empat tahun kedepan, dan berhenti berdentangnya jam raksasa tersebut dimulai dari pekan depan.
Pekerjaan konservasi terhadap menara abad ke-19 yang berdiri di samping Gedung Parlemen, memaksa jam tersebut untuk diam.
“Big Ben yang menjadi diam merupakan tonggak penting dalam proyek konservasi tersebut,” ucap Steve Jaggs, yang memimpin sebuah proyek yang memiliki nama resmi “Keeper of the Great Clock” ini.
Jaags mengatakan bahwa hal itu dalam sebuah pernyataan di Parlemen Inggris pada hari Senin ( 16/8/2017), seperti yang dikutip dari AFP.
“Program kerja penting ini akan melindungi jam secara jangka panjang, sekaligus melindungi dan melestarikan rumahnya, Menara Elizabeth,” ucap dia.
Ini merupakan periode yang paling panjang dimiliki Big Ben untuk terdiam, setelah berdiri 157 tahun. The Great Bell, yang populer disebut dengan nama Big Ben, mempunyai berat 13.7 ton, dan berdentang setiap jamnya.
Detangan terakhir sebelum pelaksanaan konservasi akan terdengar pada 21 Agustus 2017, pukul 12.00 atau sekitar pukul 18.00,
Selanjutnya jam tersebut akan menunjukkan waktunya seperti biasa, akan tetapi loncengnya akan terdiam selama 2021.
Namun, saat acara penting, seperti malam tahun baru, lonceng Big Ben akan kembali lagi didentangkan.
Menara Elizabeth yang tingginya 96 meter, merupakan bangunan yang paling banyak di foto di Inggris.
Menara tersebut biasanya disebut dengan Big Ben, meskipun sebenarnya nama terebut hanya berlaku untuk bel pada jam raksasa di pucuknya.
Biaya proyek konservasi ini diperkirakan akan mencapai angka 37,7 juta dollar AS atau sekitar Rp 500 miliar.
( Berita Terkini )