Ketika Perokok Berhasil Berhenti Merokok, Apakah Kerusakan Pada Tubuh Dapat Pulih 100%

Beritaterkini.bizBeritaterkini, Jakarta, Dampak buruk dari seseorang yang mengonsumsi rokok dapat mempengaruhi seluruh tubuh, akan tetapi di seluruh area tubuh yang paling berbahaya dan rentan terkena penyakit adalah paru-paru dan saluran pernafasan.

Akan lebih baik ketika Anda yang mengonsumsi rokok memilih untuk berhenti merokok, dikarenakan paru-paru akan memperbaiki dirinya sampai ke derajat tertentu. dr Norman Edelman dari American Lung Association mengungkapkan  secara umum begitu seseorang sudah dapat berhenti merokok maka peradangan jangka pendek yang terjadi pada saluran napas juga akan berhenti.

Ketika saluran napas berhenti meradang maka bulu halus yang dinamakan dengan cilia dapat tumbuh bekerja dengan optimal. Dampaknya adalah seseorang dapat merasakan napasnya jadi lebih mudah dan lebih ringan karena cilia bekerja bergerak maju mundur mengeluarkan dahak dan debu.

Oleh sebab itu pada saat waktu pertama seseorang berhenti merokok, seorang perokok mungkin malah akan merasa kesulitan karena sering batuk-batuk.

“Batuk-batuk itu karena tubuh Anda membersihkan dahak dari dari paru,” ucap dr Norman seperti dikutip dari Live Science, Minggu (2/7/2017).

Baca juga : Beberapa Penyakit Yang Muncul Karena Transfusi Darah

Setelah sudah berjalan sekitar seminggu berhenti merokok maka seseorang akan dapat merasakan dampak yang baik untuk dirinya yakni ketika berolahraga ia tidak akan mudah lelah atau dapat lebih tahan berolahraga tanpa kehabisan nafas. dr Norman mengaku belum ada penelitian yang mengkonfirmasi hal tersebut akan tetapi kemungkinan terjadi karena paru mulai terbiasa mendapat suplai oksigen lebih banyak dibandingkan karbon monoksida.

Akan tetapi tidak semua kerusakan akibat rokok dapat diperbaiki secara utuh. Meski paru-paru bisa memulihkan diri, ketika seseorang mengonsumsi rokok dalam jangka panjang maka inflamasi bisa menimbulkan ‘bekas’ luka yang permanen dan tidak dapat diperbaiki. Bekas luka tersebut akan menghilangkan keelastisan paru-paru sehingga tidak bisa lagi secara efesien bekerja menukar oksigen seperti semula.

Apabila kerusakan yang terjadi begitu parah maka akan terjadi apa yang disebut dengan kondisi penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Orang dengan PPOK akan sangat kesulitan untuk melakukan pernafasan bahkan dalam kondisi normal sekalipun dan biasanya baru akan ketahuan setelah 20-30 tahun merokok.

( Berita Terkini )

Leave a Comment