- Heboh Pemerintah Berikan Insentif 10 Juta Bagi Masyarakat Yang Ingin Konversi Motor BBM Ke Listrik
- Heboh Harga BBM Pertamina Resmi Turun Per 1 September 2024
- Komisi IX DPR RI Minta Pemerintah Perkuat Deteksi Wabah MPOX di Indonesia
- Presiden Joko Widodo Berencana Berkantor Permanen di IKN Mulai September 2024
- Mendag Akui Indonesia Mampu Menjadi Negara Maju, Tetapi Terhalang Beberapa Hal, Berikut Penjelasannya
Masa Jabatan Mau Habis, Ahok Baru Sadar Blusukan Seperti Jokowi Diperlukan
Berita Terkini – Beritaterkini.biz, Banyak yang memperbandingkan langkah kerja Joko Widodo waktu jadi gubernur DKI dengan Basuki Tjahaja Purnama saat ini. Jokowi, sapaan Joko Widodo, disebut-sebut lebih santun serta bijak lantaran memprioritaskan musyawarah mufakat. Jokowi geram melalui kalimat menyentil. Tidak hanya pada bawahannya, sikap yang sama dia kerjakan waktu bertemu dengan warga.
Misalnya waktu melakukan penertiban permukiman masyarakat. Dia meladeni nada warga yang menampik dengan dialog melalui makan siang berbarengan. Disana, apa sebagai keluhan warga dia dengar. Tak ada amarah, perbincangan sampai kata kata kasar. Jokowi juga pilih terjun segera ke lapangan untuk memonitor kemampuan anak buahnya daripada sebatas duduk dibalik meja. Dia ogah cuma terima laporan serta memonitor melalui Closed Circuit Television (CCTV).
Hal semacam ini berbanding terbalik dengan Ahok, sapaan Basuki. Sepanjang memimpin Jakarta, Ahok lebih keras serta tidak kenal kompromi. Dia tidak segan keluarkan kata kata pedas pada hal yang dinilainya salah. Bahkan juga pengucapan pedas itu disibakkannya di depan khalayak luas. Sepanjang nyaris dua tahun memimpin DKI, cuma sekian kali Ahok blusukan untuk memonitor beberapa proyek atau persoalan di Jakarta. Dia seringkali mengerahkan beberapa orang untuk mengintai kerja anak buahnya.
Sikap serta langkah kerja Ahok ini pernah dikritik banyak pihak. Ahok dikira tidak mengikuti beberapa cara Jokowi lakukan pendekatan dengan warga. Seperti waktu penertiban beberapa warga serta paling akhir di lokasi Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara. Anggota Fraksi PDIP di DPRD DKI, Sereida Tambunan, heran kenapa Ahok tidak ingin mengikuti langkah Jokowi lakukan pendekatan persuasif waktu bakal menggusur tempat tinggal warga.
” Mulai sejak kepemimpinannya diteruskan oleh Ahok, pola penggusuran keseluruhan beralih. Bahkan juga tak ada lagi kita dengar dialog pada Pemprov DKI dengan warga yang bakal digusur, ” tuturnya di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (20/4).
” Fikirkan efek sosialnya, terutama mata pencaharian, ” tutupnya.
Diluar itu, waktu diketemukan kulit kabel di gorong-gorong Jl Medan Merdeka Selatan, Ahok menampik lihat segera apa yang berlangsung. Dia lebih pilih memperoleh laporan dari anak buahnya serta penyidik kepolisian. Waktu itu dia menyampaikan tidak butuh mengikuti langkah Jokowi yang lihat segera keadaan gorong-gorong di Jakarta seperti apa.
” Ngapain gue seperti demikian, ” kata Ahok di sela acara dengan pedagang kaki lima (PKL) di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, awal Maret lalu.
Kata dia, waktu Jokowi dahulu masuk ke gorong-gorong, tim Pasukan Prasarana Fasilitas Umum (PPSU) belum dibuat.
” Saat ini telah banyak yang masuk kesana, ngapain gue ikutan masuk? Dahulu kan tidak ada PPSU. Ngapain untuk apa? ” imbuhnya.
” Jika gue masuk ngapain? Orang photo lu juga telah banyak kok. Polisi juga telah saksikan, ngapain, ” dalihnya.
Tetapi mendadak Ahok sadar. Waktu Jakarta dikepung banjir pada Kamis tempo hari, dia awalnya mengira lantaran air laut gunakan. Namun nyatanya tak. Dia lalu terjun ke lapangan. Mendadak juga dia mengerti blusukan seperti Jokowi nyatanya begitu utama. Menurut dia, beberapa hal serta temuan di tempat, yg tidak ia bisa saat cuma memonitor melalui CCTV.
” Tadi saya saksikan Ancol, itu kan Ancol yang jalan layang, bener Pak Jokowi lah, kita harus ke lapangan blusukan. Dari CCTV tidak dapat baca, ” kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Jumat (24/4) tempo hari.
Lantaran blusukan itu juga, Ahok jadi makin memahami bagaimana system saluran air di Jakarta, seumpama saluran serta kerja pintu air Ancol. Saluran yang menghubungkan Ancol dengan Pasar Ikan, tuturnya yaitu buatan Belanda. Dulunya, kata Ahok, saluran ini tersambung, sayangnya saat ini tak. Saluran ini banyak ditutupi jalan serta bangunan.
” Nah saat ini, Ancol, Gunung Sahari dilepaskan ada buatan Belanda, nyambung tidak ke Pasar Ikan? Tidak. Ditutupin jalan semuanya. Walau sebenarnya, jaman dahulu tentu nyambung di buat dari Belanda kan, dari Pasar Ikan nyambung nih ke laut, ” ujarnya.
Saat kepemimpinan Ahok tinggal setahun kurang. Sebab dia bakal repot mengurus persiapan pencalonan kembali sebagai gubernur di Pilgub DKI. Apakah kerja blusukan selalu digunakan Ahok untuk lihat permasalahan masalah Jakarta yang lain hingga saat kerjanya selesai? Kita tunggulah saja.