- Update Terkini Ponpes Al Khoziny: Korban Meninggal Dunia Bertambah Menjadi 49 Orang
- Infografis Robohnya Pondok Pesantren Al Khoziny
- Ilmuan Dunia Manfaatkan AI Untuk Ciptakan Virus Pembasmi Bakteri
- Kabareskrim Polri Tetapkan 959 Tersangka Kerusuhan Demo Ricuh DPR
- Kemenkeu Purbaya Kaget Dengan Tingginya Tarif Cukai Rokok di Indonesia
Ilmuan Dunia Manfaatkan AI Untuk Ciptakan Virus Pembasmi Bakteri

Berita Terkini – Seperti yang kita tahu, saat ini teknologi sudah berkembang dengan sangat pesat, dan setiap tahun pasti ada saja gebrakan dan pembaruan dari dunia teknologi.
Transformasi kecanggihan teknologi memang merupakan bentuk nyata dari keajaiban dunia, contoh nyata dari transformasi teknologi yakni dahulu seseorang berkomunikasi menggunakan surat kantor pos, tetapi saat ini seseorang dapat melakukan aktivitas komunikasi hanya dengan menggunakan alat telepon genggam.
Sebagai informasi bahwa teknologi sudah menjadi sahabat kita dalam kehidupan sehari-hari, pasalnya setiap kegiatan yang akan kita lakukan pasti membutuhkan teknologi, contohnya yakni seperti diskusi dengan teman di sosial media, mencari informasi di internet, melakukan transaksi dengan teknologi m-banking atau semacamnya, dan masih banyak lagi.
Diketahui, pada beberapa tahun yang lalu, teknologi kecerdasan buatan mulai dikembangkan oleh banyak pakar teknologi dunia, dan teknologi kecerdasan buatan tersebut diberi nama Artificial Intelligence (AI) yang berbasis OpenAI.
Saat ini penggunaan OpenAI terus meningkat di seluruh negara di dunia, dan teknologi AI akan terus dikembangkan seiring berjalannya waktu, bahkan seluruh pekerjaan yang dikerjakan oleh manusia dapat dilakukan dengan mudah oleh AI.
AI dikenal sebagai teknologi tinggi dan terbarukan, karena AI dapat melakukan sejumlah aktivitas layaknya seorang manusia, sejumlah aktivitas yang dapat dilakukan oleh AI yakni seperti mengenali gambar dan ucapan, menerjemahkan bahasa, memprediksi trend, menganalisis data, dan memecahkan solusi. Teknologi kecerdasan buatan atau AI juga dimanfaatkan untuk berbagai sektor seperti pendidikan, manufaktur, transportasi, keuangan, otomotif, dan energi untuk meningkatkan efisiensi serta membuat keputusan yang lebih baik.
Baru-baru ini, para ilmuan dari Universitas Standford dan Institusi Arkeologi telah berhasil menciptakan virus buatan pembasmi bakteri dengan bantuan dari kecerdasan buatan atau AI.
Ciptaan virus buatan pembasmi bakteri dengan bantuan AI tersebut merupakan bentuk nyata dari transformasi digital teknologi, dan teknologi tidak lagi berfokus terhadap smartphone dan komputer, melainkan teknologi dapat digunakan untuk mengembangkan dunia kesehatan serta membantu para dokter dan ilmuan dalam menciptakan hal baru dalam dunia kesehatan.
Berdasarkan laporan dari kanal berita internasional Gizmochina, maka dijelaskan bahwa para ilmuan dari Universitas Standford dan Institusi Arkeologi hanya memberikan perintah kepada AI untuk menciptakan virus sehat yang baru, dan tidak membutuhkan waktu yang lama, AI dapat memproses dengan tepat serta dapat berbuah menjadi “makhluk hidup”.
Para ilmuan dari Universitas Standford dan Institusi Arkeologi tersebut sontak kaget dengan apa yang diciptakan oleh AI tersebut, dan pada saat itu juga mereka langsung mengembangkan virus buatan yang diciptakan oleh AI.
Banyak orang yang tidak percaya dengan penemuan virus baru yang diciptakan oleh AI tersebut, pada akhirnya, para ilmuan dari Universitas Standford dan Institusi Arkeologi resmi mendesain versi baru sampel virus bernama phiX174. Seperti sebuah keajaiban, AI ini menghasilkan 302 buah cetak biru orisinil.
Puncaknya yakni saat 16 virus dari total keseluruhan cetak biru berhasil diciptakan sungguhan atau menjadi makhluk hidup sungguhan. Para ilmuan dari Universitas Standford dan Institusi Arkeologi juga berhasil menggunakan virus yang diciptakan oleh AI tersebut terhadap tubuh manusia, dan hasilnya yakni virus yang diciptakan oleh AI mampu menginfeksi bakteri berbahaya yang ada di dalam tubuh manusia, yakni bakteri E.Coli.
Banyak pihak yang kagum atas penemuan tersebut, dan banyak pihak juga yang bertanya-tanya tentang AI apa yang digunakan oleh para ilmuan dari Universitas Standford dan Institusi Arkeologi.
Pihak Universitas Standford dan Institusi Arkeologi mengklaim bahwa mereka menggunakan teknologi kecerdasan buatan yang bernama EVO (AI yang mirip dengan ChatGPT).
TEROBOSAN BARU
Asisten Profesor Tenik Kimia dari Universitas Stanford, Brian Hie mengatakan, proses penemuan dan penciptaan virus yang dilakukan oleh AI benar-benar mengejutkan, ibaratnya kita menonton barisan kode digital gang benar-benar dapat membuat sebuah makhluk hidup.
Brian Hie menjelaskan, virus yang diciptakan oleh AI merupakan terobosan baru dari transformasi teknologi terhadap sektor kesehatan.
Menurut Brian Hie, virus yang diciptakan oleh AI dapat digunakan untuk perawatan infeksi yang lebih intensif dengan menggunakan metode suercharged, dan virus ini sangat cocok terhadap pasien dengan resistensi terhadap antibiotik.
Berdasarkan data dari pihak Gizmochina, maka dijelaskan bahwa setiap tahun terdapat ratusan ribu orang yang menjadi korban atas infeksi resistensi, karena mereka tidak dapat hanya diobati dengan antibiotik, melainkan pengobatan yang lebih insentif untuk melawan infeksi bakteri yang ada di dalam tubuhnya.
Oleh karena itu, penemuan virus sehat yang diciptakan oleh AI dapat berpengaruh positif siginifikan terhadap tubuh manusia.
Brian Hie juga berharap agar penemuan virus yang diciptakan oleh AI tersebut dapat dikembangkan dan di sahkan oleh Badan Kesehatan Dunia untuk pengobatan yang lebih intensif.
BAHAYA DAN POTENSI
Ilmuan Senior dari Ilmu Biologi Sintetis, J. Craig Venter mengatakan, penemuan virus yang diciptakan oleh AI tidak boleh ditelan secara mentah-mentah dan langsung dikembangkan, karena yang namanya teknologi tidak mempunyai akal dan budi dalam mengambil keputusan.
Menurut J. Craig Venter, penemuan virus yang diciptakan oleh AI lebih mirip dengan percobaan produk (trial and error) dan produk tersebut juga dapat menjadi boomerang tersendiri bagi manusia, atau dengan kata lain, tidak menutup kemungkinan bahwa AI juga dapat menciptakan virus yang jauh lebih jahat dan mengancam jiwa.
J. Craig Venter mengaku bahwa manfaat teknologi kecerdasan buatan AI memang sangat menakjubkan sekaligus meresahkan, karena hanya bermodalkan tulisan atau perintah, maka kita dapat menuai informasi dan hal baru yang kita belum pernah ketahui.
Oleh karena itu, batasan teknologi kecerdasan buatan AI memang harus diterapkan, karena berpotensi tinggi untuk disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Disisi lain, J. Craig Venter juga menjelaskan bahwa fenomena ini juga dapat menjadi pertanda bahwa dalam era digital saat ini, semuanya sudah dikontrol dan dibuat oleh sistem teknologi, dan apakah kita sebagai manusia siap menerima perubahan ini.