Ibu Mega Sebut Ahok Kurang Ajar

Berita Terkini – Beritaterkini.biz, Awal tahun 2016, suhu perpolitikan di Jakarta mulai memanas walau gelaran Pilgub DKI masihlah satu tahun lagi. Sebagai calon petahana, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, termasuk juga yang menyiapkan kemenangannya mulai sejak jauh hari.

Waktu beberapa lawan politik mulai bermunculan, banyak yang bertanya-tanya siapa calon wakil gubernur yang akan mendampinginya. Ahok, sapaan Basuki, pilih nama Djarot Saiful Hidayat, wakil gubernur yang sekarang ini mendampinginya. Ahok terasa telah pas bekerja dengan bekas wali kota Blitar itu.

Untuk memuluskan hasratnya itu, Ahok pertama kalinya mengemukakan nama Djarot pada Teman Ahok, relawan yang menolong menghimpun KTP warga DKI sebagai support.

” Saya panggil kalian bukanlah lantaran telah dekat 1 juta (KTP), namun lantaran kalian telah ingin nyalonin (wagub). Saya juga pertama kalinya namanya ketemu Singgih serta Amalia. Saya bertanya sama dia, dia katakan gini, ‘oh tidak pak. wakil mah terserah bapak’ bila gitu saya telah pas sama Djarot. Saya Djarot ya, ‘Oh tidak apa-apa pak! Kita tidak apa-apa pak. ‘ Oke dong, ” narasi Ahok pada rekan kami di ruangan kerjanya di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (31/5).

Ahok pernah tenang karena dapat berpasangan kembali dengan Djarot. Tetapi, Teman Ahok kembali ajukan pertanyaan apakah PDIP pastinya mensupport Ahok di Pilgub DKI. Walau, kata Ahok, beberapa relawan sudah mengetahui bagaimana kedekatan mantan bupati Belitung Timur itu dengan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Dalam hitung-hitungannya juga, kesempatan menang semakin besar bila diusung PDIP yang mempunyai 28 kursi di DPRD DKI Jakarta hingga tidak dibutuhkan koalisi.

” Selalu pertemuan selanjutnya, saya bertanya bila saya sama PDIP bagaimana? Saya telah lama loh sama PDIP dahulu? Saya sama Bu Mega baik banget tentu Bu Mega kasih, saya dengan PDIP tidak perlu koalisi nih. Namun mereka katakan ‘bukan demikian pak, kami kan cemas bila partai tidak ingin calonkan bapak bagaimana? Lantaran berdiri sendiri calonkan dulu’, ” katanya menirukan kecemasan Teman Ahok.

Lantas Ahok menantang Teman Ahok untuk menghimpun satu juta KTP sebelumnya memastikan kiat setelah itu bila mesti bicara dengan Megawati.

” Kalian bila tidak bisa sejuta, gue turut partai ya. Kan gue dah miliki partai ngapain gue ingin nunggu lu orang. Pada akhirnya oke. Selalu kita kejar, ” lanjut suami Veronica Tan ini.

Tak lama kemudian sesudah pertemuan itu, calon gubernur DKI yang juga ahli hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra pernah bikin pernyataan yang pernah bikin Teman Ahok ciut. Yusril menyebutkan lembaran support maju berdiri sendiri yang disebar oleh beberapa relawan cuma berisikan nama Ahok, walau sebenarnya diwajibkan ada wakilnya sebagai bentuk kesepakatan.

” Mendadak keluar statement bila di isi (nama cawagub) itu pelanggaran pidana. Lantaran yang dikumpulin kan hanya nama saya. Ketakutan lagi anak-anak ini, ‘Waduh pak tidak dapat ini, kita juga takut dituntut pak. Dikarenakan Yusril ngomong’ Walau sebenarnya tidak, hanya mereka takut. ”

Ahok seakan ‘dipaksa’ memberi nama cawagub kurun waktu satu minggu. Sebab barisan pendukungnya memerlukan saat dua hingga tiga bulan untuk penuhi tuntutan Ahok menghimpun lagi KTP sejumlah 1 juta.

Sesudah memikirkan sesaat, Ahok masihlah mengharapkan dapat memasukkan nama Djarot dalam lembar support itu. Sebagai usaha paling akhir, dia pergi ke Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat untuk memohon restu serta pendapat Ketua Umum PDIP Megawati.

Pada rekan kami Ahok memaparkan isi pertemuannya dengan Mega.

” Bu, ini anak-anak ini tak antipartai. Anak-anak ini tujuannya baik, namun mereka juga orang apolitik. Saat ini mereka sepakat, saya sama Djarot. Hanya mereka sangsi, Ibu kasih tidak! Lantaran Djarot juga tidak berani turut bila Ibu tidak kasih, ” kata Ahok mengulang pembicaraan waktu itu dengan Mega.

” Mana dapat main paksa gitu, kan ada prosedurnya di partai, ” kata Ahok menirukan jawaban Megawati.

Ahok pernah mengusulkan PDIP selekasnya lakukan rapat berkaitan persiapan Pilkada. Sebab Teman Ahok menanti siapa saja nama Cawagub untuk masuk dalam lembaran support sampai 1 Maret 2016.

” Kurang ajar memang nih Ahok, didesek gue. Mana dapat, masihlah jauh, ” kata Ahok menirukan jawaban Megawati.

Nama cawagub belum juga ditetapkan PDIP sampai tanggal yang ditetapkan. Ahok kembali didesak Teman Ahok untuk mengambil keputusan nama cawagub yang bakal diikutkan di lembar support yang bakal disebar.

” Ya telah Heru saja bila gitu. Telephone Pak Heru. ‘Pak Heru dimana? Datang ke rumah agar yang lain kenal’ datanglah ke rumah. Segera mereka putuskan, Pak Heru berani. Tanggal 7 mereka masukan nama Heru, ” katanya.

Lalu, Ahok serta Megawati kembali berjumpa waktu Konfrensi Tingkat Tinggi Organisasi Hubungan kerja Islam di JCC Senayan pada 7 Maret 2016. Waktu peristiwa berdua, suami dari Veronica Tan ini menginformasikan kalau relawannya yang umumnya anak muda ini tak dapat dibendung.

” Bu kelihatannya anak-anak ini tidak dapat ditahan, mereka bakal tetaplah majukan saya serta Heru. Saya hanya katakan bila hingga batas waktunya tidak dapat saya minta maaf loh saya dapat turut PDIP loh ini, saya minta maaf, ” kata Ahok mengulang perkataannya.

” Ya telah kelak sore ke tempat tinggal saja, kita makan, ” katanya menirukan Megawati.

Untuk ke-2 kalinya Ahok kembali berjumpa Mega. mantan Bupati Belitung Timur ini kembali bercerita, Megawati sesungguhnya tak ada permasalahan bila dianya berdampingan dengan Heru. Cuma saja, ibunda Puan Maharani ini menyayangkan bila mereka mesti berseberangan dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 yang akan datang.

” Buat apa kita pisahlah jalan. Harusnya kita satu, ” papar Ahok menirukan Megawati.

” Bu, ini kita tidak mungkin saja gabung. Partai PDIP tidak mungkin saja mensupport calon berdiri sendiri. Saya katakan, saya juga tidak mungkin saja dong ninggalin anak-anak ini. Telah nyaris sejuta. Itu yang saya fikirin. Kelak saya akan ngomong sama anak-anak ini bagaimana? Tersebut yang berlangsung sebenarnya jalinan kita dengan PDIP, ” pungkas Ahok.

Leave a Comment