Presiden Prabowo Subianto Soroti Gunung Sampah Bantar Gebang Yang Mencapai 55 Juta Ton Sampah

Berita Terkini – Seperti yang kita tahu, sampah merupakan sisa dari barang atau benda yang telah dibuang atau tidak digunakan lagi oleh manusia.

Sebagai informasi bahwa sampah berasal dari banyak sektor, mulai dari sektor rumah tangga, sektor industri, dan sektor pertanian, contoh dari sumber sampah dari beberapa sektor tersebut meliputi, rumah tangga (sisa makanan dan sampah plastik), industri (limbah pabrik dan limbah rumah sakit), pertanian (sisa dari penggunaan pupuk tanaman dan pupuk kimia).

Diketahui, sampah juga terbagi menjadi dua jenis atau dua kategori, yakni sampah organik atau sampah yang bisa terurai, dan sampah non organik atau sampah yang sangat sulit terurai.

Negara Indonesia mempunyai dua tempat pembuangan sampah di setiap daerahnya, yakni tempat pembuangan sementara (TPS) dan tempat pembuangan akhir (TPA).

Berdasarkan data yang ada, maka dijelaskan bahwa negara Indonesia merupakan negara penghasilan sampah terbesar di dunia, dan rata-rata sampah tersebut masuk dalam kategori sampah non organik atau sampah yang sangat sulit terurai.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengklaim bahwa pada tahun 2025, negara Indonesia telah menghasilkan sampah sebesar 68 juta ton, dan angka tersebut meningkat drastis dibandingkan dengan periode sebelumnya, yakni pada tahun 2024 hanya sebesar 35,01 juta ton.

Peningkatan sampah di Indonesia dapat berdampak negatif terhadap kehidupan masyarakat, karena sampah dapat mencemari lingkungan seperti tanah, air dan udara. Hal tersebut nantinya dapat membawa penyakit atau wabah yang serius terhadap masyarakat dan satwa liar di Indonesia.

Bukan hanya membawa penyakit atau wabah saja, bahkan sampah juga dapat menimbulkan beberapa masalah ekonomi, seperti rusaknya pemandangan pariwisata di Indonesia, dan meningkatnya risiko bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.

Oleh karena itu, untuk mencegah dampak negatif dari penumpukan sampah, pemerintah harus melakukan gerakan pengolahan sampah menjadi barang atau hal yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.

Baru-baru ini, Presiden Prabowo Subianto turut menyoroti penumpukan sampah yang ada di sejumlah Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) yang sudah sangat menggunung, bahkan telah dijuluki sebagai gunung sampah, contohnya adalah gunung sampah TPST Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat.

Presiden Prabowo Subianto menjelaskan, volume sampah di Bantar Gebang sudah melebihi batas wajar karena totalnya sudah mencapai 55 juta ton sampah.

Bukan hanya terjadi di Bantar Gebang, ternyata tempat sampah yang sudah menggunung tersebut juga terjadi di sejumlah daerah seperti DKI Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Bali.

Pada sejumlah platform sosial media, banyak pihak yang mengklaim bahwa tempat sampah di Bantar Gebang tampak seperti gunung jika dilihat dari kejauhan, bedanya adalah gunung dapat dilihat dengan indah serta udaranya segar, tetapi kalau gunung sampah Bantar Gebang pemandangannya buruk dan udaranya yang tidak sedap.

Presiden Prabowo Subianto mengaku bahwa jika musim hujan tiba, maka gunung sampah Bantar Gebang dapat membahayakan banyak masyarakat sekitar, dan ini hal ini akan menjadi perhatian khusus bagi pemerintah untuk menekan pengelolaan sampah dengan skala yang besar dan terbarukan.

 

Mengolah Sampah Menjadi Listrik

Pembangkit Listrik Tenaga Sampah - Green Info

Presiden Prabowo Subianto mengatakan, pada tahun 2025-2026, pemerintah akan merealisasikan pembangunan 34 pembangkit Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di seluruh daerah Indonesia.

Menurut Presiden Prabowo Subianto, sampah memang merupakan barang yang sudah tidak dipakai dan dianggap tidak berharga, tetapi kita sebagai negara hebat harus mampu mengolah barang yang tidak berharga tersebut menjadi barang yang bernilai tinggi dan bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.

Presiden Prabowo Subianto menjelaskan, saat ini pembangunan PLTSa di 34 Provinsi sudah masuk dalam proses pembiayaan dan penandatanganan kontrak dengan sejumlah pihak.

Mekanismenya yakni pembangunan PLTSa akan digarap oleh Danantara yang melibatkan perjanjian kerja sama dengan sejumlah pihak investor terkait kebersihan lingkungan di Indonesia.

Pembangunan PLTSa juga akan dibekali dengan teknologi yang tinggi berstandar internasional layaknya pengelolaan sampah yang ada di negara maju.

Presiden Prabowo Subianto mengaku bahwa pembangunan PLTSa ini adalah proyek yang sangat strategis karena berkaitan dengan kebersihan lingkungan dan melestarikan alam, hal ini juga selaras dengan prinsip Sustainable Development Goals (SDGs) yang dikeluarkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Pembangunan PLTSa ini juga diharapkan mampu mendorong pertumbuhan roda perekonomian di Indonesia, khususnya dalam sektor pariwisata.

Dengan adanya lingkungan yang bersih dan udara yang segar, maka turis akan semakin senang untuk melakukan wisata di Indonesia, khususnya di Pulau Dewata yang sangat terkenal akan keindahan alamnya.