Terungkapnya Fenomena Aneh Yang Terjadi Saat Gerhana Matahari Total 2016

Beritaterkini.biz – Berita Terkini, Keanehan-keanehan yang berlangsung waktu Gerhana Matahari total yang terjadi Indonesia pada 9 Maret 2016 lalu saat ini telah terungkap.

Dalam acara bertemakan ” International Symposium on Sun, Earth, and Life ” yang diselenggarakan di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada Jumat sampai Sabtu (4/6/2016), beberapa peneliti mengungkap hasil risetnya.

Tiffany Hanik Lestari, mahasiswa Fakultas Biologi Kampus Padjajaran, membeberkan perubahan tingkah laku bekantan waktu gerhana. ” Alpha male dari bekantan naik ke atas pohon. Bekantan yang lain lalu mengikuti, ” kata Tiffany.

Menurut Tiffany, tingkah laku bekantan waktu gerhana itu menyerupai tingkah laku waktu malam. Bekantan umumnya naik ke atas pohon untuk tidur.

” Mereka tidur diatas pohon untuk hindari predator yang umumnya ada di lantai hutan, ” kata Tiffany. Untuk bekantan yang hidup di lokasi rimba bakau, mereka umumnya tidur di pohon type Avicennia.

Tati Suryati Syamsudin, guru besar ekologi dari Sekolah Tinggi Pengetahuan Hayati ITB, mencermati pergantian tingkah laku burung hantu, ayam, serta lalat buah.

” Waktu akan gerhana, ayam telah mulai duduk, seperti ingin tidur. Waktu gerhana betul-betul mulai, ayam jantan kebingungan, serta ayam betina segera tertidur, ” tutur Tati.

Tumbuhan putri malu lain lagi. Waktu gerhana mulai, daun tumbuhan itu menutup. Disamping itu, burung hantu yang aktif malam alami kebingungan waktu gerhana.

Apa yang berlangsung pada lalat buah mungkin saja paling menarik. Nyaris setiap malam, pejantan lalat buah berkumpul untuk memperebutkan betina.

” Waktu gerhana mulai, lalat buah mulai berkumpul, berkompetisi untuk kawin, ” kata Tati. ” Akan tetapi, lalat pada akhirnya bubar lantaran gerhana cuma berjalan singkat. ”

Simposium ITB mengulas beberapa hasil penelitian berkaitan Gerhana Matahari 2016. Instansi Penerbangan serta Antariksa Nasional (Lapan) memberikan laporan awal pengamatan gerhana dari Maba, Halmahera Timur.

Belum ada hasil yang berarti. Akan tetapi, peneliti Lapan, Emmanuel Sungging Mumpuni, menuturkan, ” Data yang dihimpun dapat digunakan, meskipun hujan berlangsung waktu gerhana. “