Sido Muncul Tingkatkan Penggunaan Energi Baru Terbarukan Hingga 91 Persen, Berikut Penjelasannya

Berita Terkini – Seperti yang kita tahu, saat ini isu tentang kerusakan alam semakin marak di Indonesia.

Sebagai informasi bahwa definisi dari kerusakan alam adalah penurunan kualitas lingkungan hidup yang di sebabkan oleh peristiwa alam dan ulah dari manusia, contohnya yakni seperti penurunan kualitas tanah, air, udara, kepunahan flora, kepunahan fauna, dan kerusakan ekosistem.

Kerusakan alam sendiri juga mempunyai dampak negatif signifikan terhadap kehidupan manusia, yakni seperti meningkatkan frekuensi bencana alam seperti banjir dan tanah lonsor, mencemari air, udara, dan tanah, hilangnya keanekaragaman hayati, dan ganggungan kesehatan serta sosial-ekonomi.

Meskipun kerusakan alam disebabkan oleh banyak faktor, tetapi faktor utama yang paling mempengaruhi kerusakan alam yakni adalah ulah manusia yang meliputi membuang sampah sembarangan, penebangan dan pembakaran hutan secara liar, penggunaan sumber daya alam secara terus menerus, pembuangan limbah secara sembarangan ke sungai, dan polusi udara yang disebabkan karena aktivitas industri.

Bahkan, beberapa waktu yang lalu, Ibu Kota Negara Indonesia, DKI Jakarta sempat dinobatkan sebagai daerah yang mempunyai kualitas udara paling buruk di dunia.

Kualitas udara yang buruk tersebut membuat langit-langit di DKI Jakarta berwarna hitam pekat, dan banyak masyarakat yang mengalami penyakit pernapasan secara tiba-tiba.

Karena kerusakan alam terjadi dengan masif di negara Indonesia, alhasil pemerintah mendorong seluruh perusahaan dan masyarakat untuk mulai menggunakan energi terbarukan yang ramah lingkungan.

Pemerintah juga berupaya semaksimal mungkin untuk mulai melakukan transisi energi dari bahan bakar minyak ke tenaga listrik, contohnya seperti mulai membuat kompor listrik, motor listrik, dan mobil listrik.

Selain itu, pemerintah juga meminta seluruh perusahaan yang ada di Indonesia baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun swasta untuk mulai menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan Sustainable Development Goals (SDGs).

Pakar ahli lingkungan mengklaim bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan dan SDGs adalah kunci utama untuk mengatasi isu kerusakan alam dan lingkungan di Indonesia.

Definisi dari pembangunan berkelanjutan sendiri ialah konsep pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka, dengan menyeimbangkan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Sementara, SDGs merupakan 17 rangkaian proses untuk dapat mencapai pembangunan berkelanjutan, dan tujuan utamanya ialah mengatasi permasalahan kemiskinan, ketidaksetaraan, perubahan iklim, kemakmuran, dan kerusakan lingkungan.

Peraturan tentang penerapan Pembangunan Berkelanjutan dan SDGs juga telah tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 111 Tahun 2022 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Dengan adanya peraturan tersebut makan seluruh perusahaan diwajibkan untuk mulai peduli terhadap sosial dan lingkungan.

Bahkan, sejumlah perusahaan juga diwajibkan untuk menggunakan energi terbarukan yang ramah lingkungan.

Baru-baru ini, Perusahaan Swasta Sido Muncul mengumumkan bahwa pihaknya telah menerapkan penggunaan energi baru terbarukan hingga 91 persen.

PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (Sido Muncul) mengklaim bahwa pihaknya akan terus berkomitmen untuk mendukung langkah pemerintah dalam menciptakan lingkungan yang bersih, terbarukan, dan berkelanjutan.

Direktur Sido Muncul, Dr. (H.C.) Irwan Hidayat mengatatakan, setiap tahun, pihak Sido Muncul terus melakukan inovasi untuk meningkatkan porsi energi baru terbarukan (EBT), dan pada tahun 2024 lalu penerapan EBT telah mencapai porsi yang sangat memuaskan, yakni 91 persen yang terdiri dari listrik hijau, biomassa, dan energi surya.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Direktur Sido Muncul, Dr. (H.C.) Irwan Hidayat di Kantor Sido Muncul, Cipete, Jakarta Selatan.

 

Biaya Tinggi

Irwan Hidayat Terima Gelar Doktor Honoris Causa dari Unnes

Direktur Sido Muncul, Dr. (H.C.) Irwan Hidayat mengaku bahwa biaya energi baru terbarukan (EBT) memang cukup tinggi dibandingkan dengan energi biasa, tetapi hal tersebut tidak menggoyahkan komitmen Sido Muncul dalam mendukung program pembangunan berkelanjutan dan SDGs.

Irwan Hidayat menjelaskan, pada tahun 2022 Sido Muncul masih menggunakan listrik biru atau listrik biasa dari PLN yang harganya relatif lebih rendah dibandingkan dengan listrik hijau yang menggunakan energi baru terbarukan, tetapi pada tahun 2023 Sido Muncul mulai memberanikan diri untuk beralih terhadap listrik hijau, dan sampai saat ini seluruh instalasi listrik di Sido Muncul telah menggunakan listrik hijau.

Menurut Irwan Hidayat, penggunaan listrik hijau mempunyai dampak positif meskipun biayanya relatif lebih tinggi, dampak positif tersebut meliputi stabilitas biaya energi jangka panjang, meningkatkan citra merek, biaya operasionalnya lebih rendah meskipun biaya instalasi awal cukup besar, meningkatkan efisiensi sumber daya, dan meningkatkan kepatuhan terhadap regulasi lingkungan khususnya dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 2 Tahun 2024 tentang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap on-grid.

Irwan Hidayat menjelaskan, pada tahun 2024 Sido Muncul mulai menerapkan listrik hijau dan energi dari terbarukan dari biomassa, dan pada saat ini belum ada insentif dari pemerintah tentang PLTS, tetapi tidak apa-apa karena perusahaan Sido Muncul mampu membayar semua biaya tersebut.

Seiring berjalannya waktu, pemerintah mulai memberikan insentif pemanfaatan PLTS Atap maksimal 15 persen, dan kebijakan tersebut disambut baik oleh para pelaku industri di Indonesia dan membuka peluang yang besar untuk mendorong penggunaan EBT.

 

Detail Peningkatan EBT Sido Muncul

Sido Muncul Berkomitmen Dukung Penuh Kebijakan PLTS Atap

Manager Energi dan Produksi Sido Muncul, Iwan Setyo Wibowo mengatakan, pada tahun 2022 bauran EBT di Sido Muncul masih di angka 69 persen, dan pada tahun 2023 bauran EBT di Sido Muncul telah meningkat menjadi 89 persen, terakhir pada tahun 2024 bauran EBT di Sido Muncul telah mengalami kenaikan lagi hingga menjadi 91 persen.

Peningkatan EBT dari tahun ke tahun tersebut dipengaruhi oleh penerapan biomassa sebagai sumber daya utama yang baru terbarukan, dan secara konsisten Sido Muncul terus menggunakan sumber daya yang ramah lingkungan setiap periodenya, contohnya adalah pemanfaatan listrik surya (solar PV) yang terus menunjukkan pertumbuhan positif, dari 2,17 persen pada 2022 menjadi 4,03 persen pada 2024.

Iwan Setyo Wibowo menjelaskan, pada tahun 2024 Sido Muncul mulai mengepakan sayapnya dalam menekan angka polusi dan emisi karbon dengan menggunakan Steam CODB, dan terbukti bahwa penggunaan Steam CODB daapt berkontribusi sebesar 2,16 terjadap tingkat bauran EBT.

Penggunaan Steam CODB adalah proses yang sangat penting dan harus dilakukan, karena kalau para pelaku industri masih bergantung terhadap energi berbasis fosil seperti gas CNG, maka tingkat polusi dan emisi karbon akan semakin meningkat dan memperburuk perubahan iklim di Indonesia.