- Presiden Joko Widodo Izinkan Reklamasi Laut
- Dirjen Bea Cukai Sebut Tarif Rokok Akan Naik Jelang Pemilu 2024 Mendatang
- Sejarah Peristiwa Pertempuran Bojong Kokosan
- Kementerian Pertanian Membentuk Gugus Tugas Guna Hadapi Krisis Air El Nino
- Banyak Pejabat Nakal di Lingkungan Kemenkeu, Apakah Tanda Tukin Masih Kurang, dan Keamanan Lemah?
Sekitar 30% Pabrik di Batam Bakal Hengkang ke Malaysia Dan Vietnam

Beritaterkini.bizz – Hampir 30 persen dari ratusan pabrik di Batam berhasrat untuk mengalihkan perusahaannya ke negara lain karena berbagai sebab. Negara tujuan pengalihan pabrik tersebut antara lain, Malaysia dan Vietnam.
Staf Ahli Mneteri Dalam Negeri Bidang Kemasyarakatan dan Hubungan Antar Lembaga Nuryanto membetulkan hal ini.
“Yang jelas kebenarannya 30 persen dari jumlahnya ratusan pabrik di Batam punya hasrat keluar. Mayoritasnya ialah pabrik otmotif, elektronik, dan lainnya. Kemarin saja telah banyak yang bermigrasi. “Ucap Nuryanto pada saat dijumpai rapat koordinasi di Kantor Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian, di Jakarta, Jumat 19 Februari 2016.
Lebih jauh, dia menyatakan, perusahaan atau pabrik tersebut berencana hengkang karena berbagai sebab. Mulai dari tidak kompetitif, dualisme kewenangan, ketidakpastian berusaha sampai demo buruh yang ramai timbul di Batam.
“Mereka menganggap tidak bersaing lagi, karena ada negara lain yang lebih bagus pengelolaannya, seperti di Malyasia dan Vietnam. Yang paling mempengaruhi memang demo buruh, individu mau dapatkan lebih bagus dengan sistem seperti itu.” Nuryanto pun menjelaskan kembali.
Dia juga mengatakan, pabrik tersebut berencana hengkang ke negara seperti Vietnam dan Malaysia karena dianggap lebih menjanjikan kegampangan dan kepastian dalam berusaha.
Akan tetapi dia juga berterus terang tidak mengetahui seberapa banyak pegawai yang akan mendapat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) jika pabrik di Batam tersebut jadi mengalihkan usahanya.
“Belum diketahui berapa pegawainya . Tapi dari berbagai dialog, sebanyak 30 persen dari perusahaan itu berencana mereka.”
Ada kabar baiknya, berbarengan dengan jadwal kepindahan banyak pabrik dari Batam, ternyata dibarengi juga dengan taktik investasi baru dari berbagai perusahaan asing.
Nuryanto mengatakan aktivitas Penanaman Modal Asing (PMA) ini kebanyakan bersumber dari China “Ada yang ingin keluar, tetapi ada yang ingin masuk juga. Telah dalam urutan. Berasal dari pabrik asal China dan negara lain.” dia menyampaikan.
Namun demikian, dia berterus terang niat investasi tersebut terhambat kasus daerah di Batam. Sekarang ini, cukup susah menemukan daerah di Kota Batam. “Mereka mau tanah clean dan clear, tetapi kebenarannya telah bnyak dirajai orang lain.” dia menguraikan.
Oleh karena itu, pemerintah pusat dan daerah mencari jalan untuk memperbaiki iklim investasi di Batam. Salah satunya dengan menyelesaikan dualisme kewenangan antara Badan Pengusahaan (BP) Batam dengan Pemrintah Kota (Pmeko) Batam.
“Makanya kita perbaiki, kita rombak agar membatalkan rencana 30 persen pabrik tersebut angkat kaki.” tutur Nuryanto.