Menko Airlangga Akui KEK Adalah Kunci Untuk Menekan Angka Pengangguran di Indonesia

Berita Terkini – Seperti yang kita tahu, sejak beberapa dekade yang lalu, negara Indonesia sudah dikenal sebagai negara yang mempunyai sumber daya alam (SDA) yang melimpah.

Sebagai informasi bahwa sumber daya alam yang dimili oleh negara Indonesia terbagi menjadi beberapa sektor, yakni hayati dan non hayati.

Definisi dari sumber daya alam hayati adalah sumber daya yang berasal dari makhluk hidup seperti tumbuhan dan hewan, sedangkan sumber daya alam non hayati adalah sumber daya alam yang berasal dari benda mati seperti tanah, air, udara, mineral, tembaga, minyak bumi, timah, nikel, pasir besi, dan batu bara.

Sumber daya alam yang dimiliki oleh negara Indonesia tersebut diakui oleh banyak negara di dunia, dan banyak negara juga yang melakukan impor bahan baku atau bahan setengah jadi dari negara Indonesia untuk kebutuhan produksi barang di negaranya.

Meskipun dikenal sebagai negara yang mempunyai sumber daya alam yang melimpah, tetapi pada realitanya saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang hidupnya sengsara dalam kemiskinan dan jauh dari kata sejahtera.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, maka dijelaskan bahwa pada tahun 2025 ini telah terdapat sebanyak 8,47 persen dari total populasi penduduk di Indonesia yang hidup dalam kemiskinan, angka persenan tersebut setara dengan 23,85 juta jiwa, dengan pengukuran garis kemskinan (per bulan) pendapatan Rp 609.160 per kapita.

Tingkat kemiskinan tersebut juga selaras dengan adanya tingkat pengangguran di Indonesia, bahkan saat ini banyak sekali masyarakat yang belum mendapatkan pekerjaan tetap dan mereka masih mencari uang dengan bekerja bebas dan pendapatan yang tidak tentu, bahkan mereka masih mendapatkan upah di bawah kebijakan UMR (Upah Minimum Regional).

Saat ini pemerintah telah mempunyai sejumlah program untuk dapat menekan angka pengangguran dan kemiskinan di negara Indonesia, program tersebut meliputi pemberdayaan ekonomi (pelatihan vokasi, akses modal mikro), pengembangan SDM (revitalisasi SMK, peningkatan keterampilan), program bantuan sosial (PKH, JKN-KIS, BPNT), dan menciptakan banyak lapangan kerja.

Baru-baru ini, Menteri Koordinasi (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) merupakan kunci utama untuk mengentaskan kemiskinan dan menekan angka pengangguran di seluruh daerah Indonesia.

Menurut Menko Airlangga Hartarto, saat ini telah terdapat sejumlah daerah yang mempunyai KEK, sejumlah daerah tersebut meliputi Kendal, Gresik, Arum Lhokseumawe, dan Bitung.

Menko Airlangga Hartarto mengaku bahwa setiap daerah yang mempunyai KEK pasti perekonomiannya tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan daerah yang tidak mempunyai KEK, sebagai contoh bahwa saat ini Kabupaten Batang dan Kabupaten Kendal telah mencatat pertumbuhan ekonomi sekitar 8-9 persen, dan angka tersebut jauh diatas rata-rata pertumbuhan provinsi maupun nasional.

Kehadiran KEK bukan hanya berdampak positif terhadap perekonomian daerah saja, melainkan juga berdampak positif terhadap masyarakat sekitar, seperti mampu menciptakan lapangan pekerjaan, mendorong akselerasi investasi bagi para pengusaha, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Berdasarkan data dari BPS maka dijelaskam bahwa tingkat kemiskinan dan pengangguran di Kabupaten Batang telah mengalami penurunan dari yang awalnya 8,72 persen saat ini menjadi 7,79 persen, penurunan tersebut dipengaruhi oleh faktor akvitias ekonomi yang tinggi di sejumlah Kawasan Industri, khususnya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Menko Airlangga Hartarto juga menjelaskan bahwa KEK bukanlah sekedar instrumen insentif investasi saja, melainkan juga transformasi pertumbuhan perekonomian daerah yang nyata, dengan dukungan infrastruktur yang baik, kemudahan akses usaha, kerja sama dengan masyarakat lokal, dan berkelanjutan.

Disisi lain, Menko Airlangga Hartarto juga menjelaskan bahwa bukan hanya penelitian dari BPS saja yang menjadi patoakan untuk menilai damapk positif dari KEK, melainkan saat ini telah terdapat sejumlah kajian akademik yang menilai bahwa keberadaan KEK Batang memang memberikan multiplier effect yang signifikan terhadap perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat.

 

Ekonomi Baru

Profil Kawasan Ekonomi Khusus Industropolis Batang | tempo.co

Menko Airlangga Hartarto menjelaskan, KEK bukan hanya memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan penurunan tingkat kemiskiann dan pengangguran saja, melainkan KEK juga dapat menjadi aktivitas investasi baru di daerah, transformasi energi baru, transformasi teknologi baru, dan meningkatkan produk lokal untuk memperkuat daya saing dengan produk luar negeri.

Menko Airlangga Hartarto juga menghimbau kepada seluruh Pemkot (Pemerintah Kota), Pemda (Pemerintah Daerah) dan Pemprov (Pemerintah Provinsi) lain untuk turut mencontoh sejumlah daerah yang telah mempunyai KEK, karena dengan adanya KEK pertumbuhan ekonomi dapat meningkat secara pesat dan dapat mencapai kesejahteraan rakyat.

Menurut Menko Airlangga Hartarto, agar manfaat KEK dapat dirasakan oleh masyarakat, maka Pemkot, Pemda, dan Pemprov harus melakukan program penguatan konektivitas antara KEK dengan masyarakat langsung, membuat kebijakan regulasi yang pasti dan adil, menyiapkan SDM (Sumber Daya Manusia) yang unggul, dan melibatkan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) di kawasan KEK.

Disisi lain, Menko Airlangga Hartarto juga berkomitmen bahwa pihaknya akan terus melakukan pemantauan agar KEK berfungsi optimal sebagai instrumen percepatan investasi, penciptaan lapangan kerja, dan pemerataan pembangunan ekonomi nasional