- Heboh Presiden AS Donald Trump Resmi Keluar Dari Anggota WHO
- Investor Asing Turut Danai Program 3 Juta Rumah Pemerintahan Prabowo-Gibran
- Heboh Baim Wong Serahkan 82 Bukti dan 3 Saksi Kepada Pihak Pengadilan Terkait Sidang Perceraian Dengan Paula Verhoeven
- Presiden Prabowo Subianto Sebut Negara Jepang Akan Berpartisipasi Dalam Program Makan Siang Bergizi Gratis di Indonesia
- Presiden Prabowo Ingin Tanah Sitaan Korupsi Dialokasikan Untuk Perumahan Rumah Rakyat
Ridwan Kamil Siap Di Pilih Oleh Gerindra Untuk Maju Menjadi Pilihan Gubenur DKI
Sebuah “issue” panas beredar di Hambalang, ketika Ridwan Kamil dijadwalkan week end ini akan sowan kepada Ketua umum Gerindra Prabowo Subianto guna melakukan safari politik sebelum memutuskan maju tidaknya dirinya di Pilkada DKI 2017.
Konon salah satu syarat yang akan diminta oleh Kang Emil dipastikan bakal membuat Prabowo menjadi salah tingkah, yaitu Emil meminta Gerindra untuk tidak berkoalisi dengan PKS. Mengingat kursi Gerindra di DPRD DKI baru berjumlah 15, sehingga untuk memenuhi syarat minimal 20 kursi tentu harus berkoalisi dengan partai lainnya.
Emil lebih berharap Gerindra bisa berkoalisi dengan Golkar (9 kursi) dan PPP (10) kursi) saja, tanpa mesti mengajak PKS (11 kursi). Tujuannya supaya memberi ruang kepada PKS membentuk kubu ketiga bersama Demokrat (10 kursi) dan PAN (2 kursi).
Kang Emil berpendapat bahwa keberadaan PKS di kubu yang ikut mengusungnya lebih berpotensi menyebabkan blunder, karena cyber army yang diduga berafiliasi kepada PKS di sosial media diprediksi lebih banyak mengusung isue berbau SARA yang sangat tidak disukai sebagian masyarakat DKI yang masih mengusung semangat toleransi yang tinggi. Buat apa merangkul PKS yang berpotensi mendatangkan 10% suara, tapi kehilangan 20% suara milik etnis Tiongha dan non muslim.
Karena salah satu jargon yang akan diusung Emil di Pilkada DKI mendatang adalah membawa DKI menjadi kota yang menjunjung tinggi budaya toleransi antar umat beragama. Emil tidak mau jargon itu tercederai dengan isue isue SARA didalam kampanye sosial media, karena dirinya sudah mantap berfalsafah kepada Pancasila dan tidak memberi ruang untuk menoleh kepada Piagam Jakarta.
Selain itu Emil juga berharap ada minimal 3 kubu yang mengusung calon gubernurnya. Jika hanya 2 kubu yang berhadapan secara head to head seperti kasus Pilpres yang lalu, Dikuatirkan menimbulkan gesekan dan perpecahan ekstrem di masyarakat DKI, Bahkan secara nasional karena pilgub DKI atmosfirnya berskala nasional.
Dengan menolak PKS bergabung di koalisi Gerindra, maka diharapkan mereka akan mengusung calonnya sendiri yang bisa saja akan diambil dari konvensi calon gubernur muslim yang diprakarsai oleh FPI. Keberadaan 3 calon akan memecah peta dukungan dan meminimalkan konflik sebagaimana jika cuma ada 2 calon yang head to head.
Nah, apa jawaban Prabowo atas syarat yang akan diminta tersebut akan mempengaruhi keputusan Kang Emil untuk bersedia maju Pilgub DKI 2017 atau tidak. Dua syarat lain yaitu hanya bersedia jadi calon Gubernur (bukan Wakil Gubernur) serta dibebaskan dari kewajiban membayar mahar, sepertinya akan diloloskan oleh Prabowo meskipun tentu saja ada konsesinya.