- Menteri BUMN Erick Thohir Mengajak Hyundai Buat 100 Mobil Listrik Motif Batik
- Presiden Joko Widodo Datang ke Papua Untuk Resmikan Youth Creative Hub
- Presiden Joko Widodo Akan Netralisasi PNS di Pemilu 2024
- Presiden Joko Widodo Angkat Suara Soal Isu Menjodohkan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto
- Pemerintah Berikan Subsidi Motor Listrik Mulai 20 Maret 2023 Mendatang
Ketua DPR Masalah WNI Disandera: Negara Tidak Takut Dengan Terorisme

Beritaterkini.biz – Sepuluh WNI awak kapal pandhu brahma 12 diberitakan disandera oleh grup militan Abu Sayyaf di perairan Filipina. Mereka memohon tebusan sejumlah 50 juta peso atau sekitaran Rp 14, 3 miliar.
Menyikapi hal itu, Ketua DPR Ade Komarudin menilainya, sangat rendah harga diri bangsa Indonesia bila penuhi keinginan tebusan grup militan Abu Sayyaf. Oleh karenanya, dia minta pada pemerintah untuk menampik tebusan itu.
” Terlebih ini hadapi sejenis sinyal petik pemerasan, saat negara ini mesti takut pada premanisme, pada terorisme? Tidak bisa, sangat mahal harga diri bangsa pada satu usaha sedikit grup orang yang lakukan usaha itu, ” kata Ade Komarudin di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (29/3).
Akom atau umum disapa itu menyatakan, membuat perlindungan tiap-tiap warga negara Indonesia yaitu perintah Undang-Undang Basic. Namun, kata dia, Bangsa Indonesia tak bisa takut ada pemerasan oleh grup spesifik karena menyandera WNI.
Selanjutnya, Politisi Golkar itu menerangkan, Indonesia telah mempunyai banyak pengalaman didalam mengatasi penyanderaan. Dia menyebutkan, apabila Indonesia pernah lakukan operasi Woyla saat pesawat Garuda dibajak oleh grup teroris yang menyamar sebagai penumpang.
” Kita dahulu sukses, mengapa dahulu ada operasi Woyla, mengapa itu ada operasi nyatanya sukses, ” tandasnya.
Terlebih dulu di ketahui, Sepuluh WNI awak kapal pandhu brahma 12 diberitakan disandera oleh grup militan Abu Sayyaf di perairan Filipina. Mereka memohon tebusan sejumlah 50 juta peso atau sekitaran Rp 14, 3 miliar